Perjalanan Mentari Hati

Sahabatku,
hatimu adalah cermin yang mengilap. Engkau harus membersihkan tabir debu yang mengotorinya. Hati ditakdirkan untuk memantulkan cahaya rahasia Ilahi. Ketika cahaya dari

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ

Allah [Yang] adalah Cahaya langit dan bumi

مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ

mulai menyinari bagian-bagian hatimu, pelita hati akan menyala. Pelita hati itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya)
Kemudian di dalam hati itu, kilat penyingkapan ilahi akan memancar. Kilat ini berasal dari awan-guntur dari makna

يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لا شَرْقِيَّةٍ وَلا غَرْبِيَّةٍ

yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat,
dan pancaran cahaya terhadap pohon pengungkapan itu, begitu murni, begitu nyata sehingga ia

يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ

menerangi, walaupun tidak disentuh api. (al-Nur [24]: 35)
Kemudian pelita pengetahuan menyala dengan sendirinya. Bagaimana ia tetap padam ketika cahaya rahasia Ilahi menyinarinya? Jika hanya cahaya rahasia Ilahi yang menyinarinya, langit malam rahasia akan menyala dengan ribuan bintang

وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ

Dan dengan bintang-bintang [engkau] menemukan jalan[mu]. (al-Nahl [16]: 16)
Bukanlah bintang-bintang yang menunjuki kita, tetapi cahaya Ilahi. Sebab, Allah telah

وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ

menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang (al-Mulk [67]: 5)
Jika hanya pelita rahasia yang menyala di dalam batin Anda, sisanya akan datang secara sekaligus atau perlahan-lahan. Sebagiannya telah Anda ketahui, sebagian lagi akan kami paparkan kepada Anda. Bacalah, dengarkan dan cobalah paharni. Gelapnya awan-kelalaian akan diterangi oleh kehadiran Ilahi, kedamaian, dan keindahan bulan purnama yang akan terbit dari ufuk pancaran

نُورٌ عَلَى نُورٍ

Cahaya di atas Cahaya (al-Nur [24]: 35)
yang selalu terbit di angkasa, melalui garis edar seperti yang Allah

قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ

tetapkan, hingga ia (yasin [36]: 39)
bersinar dalam keagungan di pusat angkasa, menyinari gelapnya kelalaian.

وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى (٢)

Dan demi malam apabila ia telah sunyi (al-Dhuha [93]: 2)

وَالضُّحَى (١)

Demi waktu mentari sepenggalan naik (al-Dhuha [93]: 1)
malam kelalaian Anda akan menyaksikan terangnya sinar mentari. Kemudian Anda akan menghirup harum mengingat Allah dan

وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالأسْحَارِ

memohon ampun di waktu sahur (Ali ‘Imran [3]: 17)
kelalaian, dan menyesali masa hidup yang Anda habiskan dalam tidur. Anda akan mendengar nyanyian malam menjelang pagi, dan Anda akan mendengarnya berkata,

كَانُوا قَلِيلا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (١٧)وَبِالأسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (١٨)

Mereka sedikit sekali tidur di waktu
malam; dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampunan.”
(al-Dzariyat [51]: 17-18)

يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاء

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *